Sebagai orangtua, salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah status gizi balita kita. Pemantauan status gizi balita secara berkala sangat penting untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya dengan baik. Nah, dalam artikel kali ini, kita akan membahas langkah-langkah praktis untuk melakukan pemantauan status gizi balita secara berkala.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengukur berat badan balita secara teratur. Menurut ahli gizi, Prof. Dr. Hardinsyah, mengukur berat badan balita merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengetahui apakah mereka mendapatkan nutrisi yang cukup. “Berat badan merupakan indikator utama dari status gizi balita. Jika berat badan balita tidak sesuai dengan usianya, maka perlu dilakukan tindakan lebih lanjut,” ujarnya.
Selain mengukur berat badan, langkah kedua yang perlu dilakukan adalah mengukur tinggi badan balita secara berkala. Menurut Dr. Dwi Lestari, seorang dokter anak, mengukur tinggi badan balita juga penting untuk mengetahui apakah mereka mengalami gangguan pertumbuhan atau tidak. “Pertumbuhan yang optimal ditandai dengan peningkatan tinggi badan yang stabil sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya,” tambahnya.
Langkah ketiga yang tidak kalah penting adalah memperhatikan pola makan balita. Menurut Asosiasi Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), pola makan yang seimbang dan bergizi merupakan kunci utama untuk menjaga status gizi balita. “Pastikan balita mendapatkan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang cukup setiap harinya,” jelas PERSAGI dalam panduan gizi untuk balita.
Langkah keempat yang perlu dilakukan adalah memeriksakan balita ke dokter secara rutin. Menurut Dr. Lestari, pemeriksaan rutin ke dokter penting untuk mengetahui perkembangan kesehatan dan status gizi balita secara menyeluruh. “Dokter akan memberikan saran dan tindakan yang tepat jika ditemukan masalah pada status gizi balita,” ungkapnya.
Terakhir, langkah kelima yang tidak boleh dilupakan adalah memberikan nutrisi tambahan jika diperlukan. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pemberian makanan tambahan seperti susu formula atau makanan pendamping ASI perlu dilakukan jika balita mengalami kekurangan nutrisi. “Pemberian nutrisi tambahan perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi balita, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya,” jelas WHO dalam pedoman gizi untuk balita.
Dengan melakukan langkah-langkah praktis ini secara berkala, kita dapat memastikan bahwa status gizi balita tetap terjaga dan optimal. Jadi, jangan lupa untuk selalu memantau status gizi balita secara berkala ya, Moms and Dads!